Kamis, 23 Oktober 2014
PENGERTIAN DAN ASAL BATU ALAM
Batu
Dalam geologi, batu
adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau
mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah
tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Penelitian ilmiah batuan
disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen penting dari geologi.
Dalam bangunan batu
biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang
dari 10 meter,
Batu juga dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan
tekstur unik dari batu alam
.
Jenis batuan
Batuan umumnya
diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur
partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini
mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka.
Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi.
Penelasan ini dibuat
dengan berdasarkan:
kandungan mineral yaitu
jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.tekstur batu, yaitu
ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu struktur batu, yaitu
susunan hablur mineral di dalam batu.
proses pembentukan
Batu Koral yang dapat
kita temui di pinggir sungai.
Batu-batu secara umum
biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dibagi kepada
tiga kumpulan yang besar yaitu:
- Batu Igneus
- Batu Endapan
- Batu Metamorf
Batu igneus adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batu endapan melalui endapan dan tekanan bahan tertentu, dan batu metamorfosis melalui salah satu dari dua cara yang disebut terdahulu setelah berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam kasus-kasus di mana bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batu, hasil ini dikenali sebagai fosil.
Batuan beku ( Batu Igneus )
Contoh batuan beku; jalur yang berwarna lebih muda menunjukkan arah aliran
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.
Batuan sedimen ( Endapan )
Batu kapur, jenis umum batuan endapan
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
batuan sedimen aerik (udara)
batuan sedimen aquatik (air sungai)
batuan sedimen marin (laut)
batuan sedimen glastik (gletser)
Berdasarkan tempat endapannya
batuan sedimen limnik (rawa)
batuan sedimen fluvial (sungai)
batuan sedimen marine (laut)
batuan sedimen teistrik (darat)
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
Batuan metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerakBumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a. Batuan Metamorf Kontak
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Contohnya batu kapur (gamping) menjadi marmer.
b. Batuan Metamorf Dinamo
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate). Batuan ini banyak dijumpai di daerah patahan atau lipatan.
c. Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas - gas yang pada magma, Contohnya kuarsa dengan gas Fluorium berubah menjadi Topaz.
BAGAIMANA CARA APLIKASI BATU ALAM PADA DINDING RUMAH
BAGAIMANA CARA APLIKASI BATU ALAM PADA DINDING RUMAH ,
MARI KITA SIMAK DI ULASAN INI :
SEJAK dulu
batu alam sudah sering digunakan untuk memperindah tampilan rumah, terutama
sekali pada bagian dinding. Sebab, batu alam memang punya beberapa
kelebihan.Beberapa kelebihan tersebut antara lain batu tersebut bisa dipakai
dalam berbagai bentuk desain rumah atau bangunan, baik yang menggunakan gaya
modern maupun tradisional. Untuk yang suka dengan suasana dingin dan sejuk,
batu alam bisa dipilih sebagai salah satu elemen untuk menghadirkan kesan
tersebut. Namun, di sisi yang lain, batu alam juga mampu menciptakan nuansa yang
hangat, akrab, dan tidak monoton atau kaku.Selain itu, batu alam juga punya
pilihan warna yang berbeda-beda sehingga penggunaannya bisa disesuaikan dengan
selera serta jenis karakter yang ingin dimunculkan. Adapun yang tidak kalah
penting, bahan ini mudah ditemukan di banyak tempat sehingga ketika membutuhkan
dalam jumlah banyak, kita tidak akan kesulitan untuk mencarinya.
Secara
garis besar, oleh para ahli bangunan, batu alam dibagi menjadi dua jenis, yaitu
batu yang lunak dan batu yang keras. Pembagian jenis ini berdasarkan tingkat
kekuatan batu tersebut dan umurnya.
Batu
lunak tentu punya umur yang lebih muda dan punya sifat yang lebih empuk dan
tidak kaku. Kelebihannya, batu ini mudah dibentuk sehingga lebih sering
digunakan untuk membuat hiasan, baik untuk interior maupun eksterior.
Contoh
batu jenis ini adalah batu palimanan dan paras. Sementara batu keras punya umur
yang lebih tua dan lebih sulit untuk dibentuk.
Contohnya
adalah batu andesit yang sering digunakan pada bangunan candi, terutama candi
Hindu dan Buddha yang banyak ditemukan di Jawa Tengah. Selain batu andesit,
batu marmer dan granit juga masuk dalam golongan ini. Sementara bagian rumah
yang paling sering menggunakan batu alam adalah bagian dinding dan pagar.
Salah
satu hal terpenting yang harus diperhatikan jika ingin menggunakan batu alam
untuk membuat dinding rumah adalah harus menentukan pola dan ukurannya lebih
dulu. Sebab, batu alam punya ukuran dan bentuk yang berbeda-beda, tidak seperti
keramik atau batu bata yang selalu sama.
Adapun
untuk perawatan, batu alam untuk dinding tidak memerlukan teknik yang begitu
rumit. Jika ada kotoran yang menempel, kita bisa membersihkan dengan cara
menyemprotkan air menggunakan selang pada dinding tersebut. Namun, jika debu
atau kotoran yang menempel tersebut tidak bisa hilang atau terlepas, cara
terbaik yang bisa dilakukan adalah menggunakan sikat dan kuas untuk
membersihkannya.Jika perlu, sebelum dilakukan penyikatan dinding tersebut
dibasahi atau disiram dengan air yang dicampur sabun. Setelah disikat bersih,
dinding tersebut disiram lagi menggunakan air yang bersih.
Untuk
menghindari adanya lumut yang tumbuh, terutama ketika datang musim hujan,
sebaiknya batu tersebut diberi lapisan atau coating yang jenisnya
disesuaikan dengan jenis batu yang digunakan. Penggunaan coating ini
harus dilakukan minimal enam bulan hingga satu tahun sekali.
Jadi kesimpulan Agar tetap indah, Anda harus merawatnya.
Berikut hal-hal yang harus Anda perhatikan dalam merawat batu alam :
1.
Kotoran pada dinding biasanya hanya melekat pada permukaan.
Kotoran itu bisa rontok hanya dengan semprotan air yang keras. Jadi untuk
mengusir debu atau kotoran yang tidak membandel semprotkan diding batu
dari atas ke bawah.
2.
Jika kotoran membandel gunakan alat bantu sikat dan
kuas untuk merontokannya. Gunakan dengan sabun cuci bila perlu, biasanya
kotoran terletak disekat-sekat batu, gunakan sikat lalu semprotkan air. Ketika
Dinding kering, coba periksa coating batunya. Jika masih bagus, berarti langkah
pembersihan sudah selesai.
3.
Tapi, jika coating terkelupas, lakukan peng-coating-an
sebanyak tiga lapis kepada batu alam. Batu alam anda akan tampak lebih
indah.
Tips Perawatan Batu Alam
BEBERAPA TIPS PERAWATAN BATU ALAM
Pemasangan Batu Alam Cirebon Di Dinding
Para pengembang atau arsitektur
bangunan kerap memasang batu alam untuk memperindah tampilan rumah, terutama
pada bagian dinding.
Kelebihannya, batu alam dapat
mewakili desain modern dan tradisional serta menghadirkan suasana dingin,
sejuk, dan alami pada rumah. Selain itu, batu alam dapat menciptakan nuansa
hangat, akrab, dan tidak kaku.
Untungnya,
batu alam memiliki berbagai pilihan warna yang dapat disesuaikan dengan selera
atau karakter sang pemilik rumah. Bahan materialnya pun sangat mudah ditemukan.
Batu
alam terbagi dalam dua jenis yaitu batu alam lunak dan keras. Pembagian jenis
itu berdasarkan tingkat kekuatan batu dan umurnya.
Batu
lunak memiliki umur muda sehingga lebih empuk dan tidak kaku. Kelebihannya,
batu lunak lebih mudah dibentuk dan digunakan untuk membuat hiasan, baik desain
interior maupun eksterior. Contoh batu jenis itu adalah batu palimanan dan
paras.
Sementara
itu, batu keras punya umur yang lebih tua dan lebih sulit dibentuk. Contohnya,
batu andesit yang sering digunakan pada bangunan candi, terutama candi Hindu
dan Buddha di Jawa Tengah.
Selain
batu andesit, batu marmer dan granit termasuk batu keras. Bagian rumah yang
sering menggunakan batu alam adalah bagian dinding dan pagar.
Anda
harus menentukan pola dan ukurannya lebih dulu, jika ingin memasang batu alam
untuk dinding rumah.
Ini
karena batu alam memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda, tidak seperti
ukuran keramik atau batu bata yang selalu sama. Merawat dinding batu alam tidak
memerlukan teknik khusus. Jika ada kotoran yang menempel, Anda bisa
menyemprotkan air menggunakan selang pada dinding tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)